Melangkah


Sepasang hari sebelum hari ini, genap sudah saya berusia 20 tahun mampir di dunia. Mungkin boleh jadi angka usia saya bertambah satu dan itu berarti jatah usia saya juga berkurang satu (lagi) di dunia ini.

Syukur alhamdulillah tiada henti-hentinya saya ucapkan kepada Allah swt yang telah banyak melimpahkan karunia yang sungguh tiada mampu apabila saya menghitung-hitung jumlahnya. Angka 20 bukanlah angka yang kecil untuk dihitung, dan mungkin boleh jadi atau pastilah tentu banyak sekali tantangan yang akan saya hadapi di tahun ke-20 saya hidup di dunia. Semakin tua usia kita, tidak dapat dipungkiri, semakin besar tanggung jawab kita.

Saya merenungi apa saja yang telah saya lakukan selama 19 tahun ke belakang saya mampir di dunia ini. Bahkan saya rasai, tidak banyak perubahan signifikan yang terjadi dalam diri saya. Bukannya saya merasa tidak pernah cukup atau tidak bersyukur atas apa yang telah saya capai. Namun, memaknai pencapaian itu sendiri adalah hal yang saya rasa sulit untuk dilakukan. Saya belum mampu mengilhami makna dari sebuah pencapaian. Ataukah saya mulai kehilangan arah langkah?

Jika saya renungi lagi, bahkan saya belum memasuki fase kritis dalam hidup yang mungkin alam bawah sadar saya takutkan apabila sewaktu-waktu nanti terjadi pada diri saya dan tidak dapat dipungkiri fase itu pasti terjadi dan kita tidak pernah tahu kapan tepatnya. Namun, syukur alhamdulillah sejauh saya melangkah hingga di tahun ke-20 saya hidup di dunia ini, saya merasa mampu untuk bangkit dari kegagalan-kegagalan yang saya alami. Besar harapan saya untuk dapat terus bangkit dari jatuh pada tahun-tahun kehidupan saya yang akan datang, insyaallah jika masih diberi waktu oleh Allah swt. Saya percaya bahwa setiap tahap jatuh, kesalahan, dan segala kegagalan adalah pijakan yang mengantarkan kita pada suatu kebenaran yang nyata dan benar-benar dapat kita jadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga.

Lagi, yang saya renungi adalah mengenai proses yang selama ini telah saya lalui sehingga saya menjadi diri saya yang sekarang. Segala proses itulah yang insyaallah saya maknai dan kelak menjadi bekal saya di masa depan. Segala proses itulah yang tiada pernah bisa dihilangkan tiap-tiap alurnya, karena itu semua tidak lain tidak bukan tak pernah jauh dari kuasa Allah swt. Saya bisa merasakan ini dan itu, saya bisa melangkah sejauh ini, dan lain sebagainya yang sungguh tidak bisa saya sebutkan lain-halnya. Mungkin inilah yang dimaksudkan dalam sebuah pencapaian.

Sungguh, jika dipikir-pikir, banyak sekali hal-hal yang ingin saya lakukan di tahun-tahun kehidupan saya di masa depan nanti. Banyak sekali hal-hal yang ingin saya ciptakan, saya wujudkan, saya kembangkan. Namun, terkadang saya tidak pernah tahu bagaimana cara untuk memulai segalanya, bahkan bagaimana cara untuk mengakhiri segalanya.

Karena saya ingat bahwa pada akhirnya nanti, kita sebagai makhluk-Nya akan kembali kepada-Nya. Dunia ini hanyalah bersifat sementara, sedang akhirat selamanya. Namun, namanya juga manusia tempat salah, khilaf dan lupa.

Semoga ke depannya saya dan engkau yang membaca tulisan ini mampu menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan lagi setiap detiknya. Kemudian saya dan engkau mampu menciptakan, mewujudkan, dan mengembangkan segala hal yang kita ingini selama kurun waktu kita pernah mampir di dunia, sehingga saya dan engkau dapat meninggalkan jejak-jejak kehidupan yang senantiasa dapat bermanfaat untuk orang lain. Insyaallah.

"Semoga Allah swt selalu jadi yang pertama,"
- Kurniawan Gunadi

Tulisan saya ini tidak lain tidak bukan diketik bukan untuk ajang pamer kebaikan atau yang lainnya. Melainkan merupakan hasil apa yang saya keluh kesahkan akhir-akhir ini dan semoga dapat memberi kebermanfaatan untuk kita semua.
Aamiin.

Saya ucapkan dengan lantang pada diri saya,
"Selamat  menapaki, menjelajahi, menulis, dan melukis bab baru, bab ke 20 dari kisah kehidupan pernah mampir di dunia."

Komentar

Postingan Populer