Mencoba Memaknai Ego Pada Manusia

Ego manusia itu menurut saya bisa diibaratkan seperti langit yang punya tingkatan. Satu dengan yang lainnya saling mengunggulkan rasa egoisnya tanpa tau apakah hal itu menyakiti orang lain atau tidak. Seorang berada di langit tingkat pertama,  yang lain berada di langit ketiga, keempat, dan seterusnya. Dalam hal ini saya rasa tingkatan langit seharusnya menjadi tak terhingga. Karena memang ego manusia itu saya rasa tidak ada batasnya. 

Manusia tanpa sadar sering melakukan apa yang mereka benci. Maksud saya di sini adalah dimisalkan apabila saya berada pada suatu keadaan dimana saya merasa benci dengan apa yang dilakukan teman saya, namun mungkin di keadaan yang lain justru saya melakukan hal yang sama dengan yang saya benci.  Hal yang seharusnya saya benci saat itu bahkan saya lakukan terhadap orang lain. Memang hidup manusia seringkali selucu itu. Sebagai manusia pun saya tidak pernah mampu memahami kasus tingkah laku manusia yang seperti ini. Terlalu sering saya menemukan hal-hal seperti ini di lingkungan pertemanan saya. Saya sering mengamati dan mencoba untuk mencerna persoalan ini, bagaimana bisa demikian, dan apakah memang sifat egois pada manusia itu se-absolut itu? 

Saya rasa ini adalah salah satu contoh sifat manusiawi manusia yang saya rasa sudah tidak manusiawi. Di satu sisi sifat ini sangatlah sering terjadi, namun di sisi lain jika dibiarkan, persoalan tentang manusia ini terus menjadi benang kusut yang tak pernah terurai. 

Mungkin, dari sini kembali lagi saya mengajak para pembaca untuk berdiskusi dengan diri sendiri mengenai persoalan ini dan bertanya apakah benar saya seegois itu menjadi manusia? Apakah iya saya seantagonis itu dalam berperan menjadi manusia? Bagaimana saya bisa seegois itu menjadi manusia? Juga hal-hal lainnya yang seharusnya patut dipertanyakan pada diri sendiri sekaligus sebagai bahan intropeksi diri.  

Egois pada manusia dapat diartikan ketika manusia berkeinginan agar orang lain tidak berbuat 'demikian' kepadanya, namun bahkan terkadang manusia tidak menyadari bahwa ia juga melakukan hal 'demikian' yang ia benci. 

Source: Pinterest

Langkah yang bisa dilakukan mungkin bisa dimulai dari belajar untuk memposisikan diri menjadi orang lain ketika akan melakukan atau mengatakan sesuatu. Dampak apakah yang akan muncul dari apa yang akan saya lakukan atau katakan kepada orang lain? Hal inilah yang saya rasa sangat perlu diterapkan kepada masing-masing diri kita agar bisa mengurangi persoalan yang sangat kusut di atas. 

Sekali lagi, mari mencoba mengurai persoalan yang sudah sangat kusut ini agar ditemukan titik terangnya. Agar persoalan-persoalan dalam lingkaran manusia yang berakar dari ego ini dapat berkurang sedikit demi sedikit. Semangat untuk menjadi manusia seutuhnya dan mari meninjau ego yang ada dalam diri masing-masing. 

Komentar

Postingan Populer