Kepada:

Aku tidak tahu bagaimana cara agar aku tidak menulismu. Meskipun itu bukan lagi perihal kebahagiaan. Melainkan, perihal kesedihan dan kepedihan.

Terkadang, aku ingin engkau abadi di hidupku. Lalu, aku mengingat apa yang kuputuskan kala itu. Aku mengingkari kebahagiaan dan menolak kegembiraan–persis seperti yang dituliskan oleh Aan Mansyur untuk Anna yang muncul di kotak masuk email-ku rabu lalu.

Karena jika aku mengingkari kebahagiaan dan menolak kegembiraan, maka aku mengurangi arti penting dari kekurangannya. Lalu, aku harus mengambil risiko untuk menikmati hidupku.

Aku tidak tahu bagaimana cara agar aku tidak menulismu. Meskipun dengan sedu sedan dan penuh kepayahan.

Aku ingin engkau berbahagia selalu. Tidak harus bersamaku atau aku bersamamu. Tidak harus selaras inginku atau inginmu. Melainkan untuk (si)apapun itu berbahagialah, berbahagialah selalu, (Kekasihku).



(P.s. ditulis selepas membaca tulisan mas Aan Mansyur yang berjudul 1 Januari 2024 — untuk Anna dan ada beberapa kalimat yang saya tulis ulang di sini.)

Komentar

Postingan Populer