Perempuan dan Kedaluwarsa

Tergerak untuk menulis tulisan ini karena beberapa hari yang lalu atau hari yang lalu-lalu sering mendengar nasihat yang berulang tentang pernikahan. Sebetulnya, saya pribadi nggak terlalu terganggu atau yang gimana-gimana banget kalau diajak ngomongin atau ditanya soal topik yang satu ini. Tapi, tepat dua hari kemarin saya merasa terkena trigger setelah di hari yang sama pada jam berbeda—dua orang bapak-bapak nyeletuk kalau usia 25 tahun itu udah 'kelewat' kalau belum menikah atau kepikiran untuk menikah. Bahkan salah satu dari bapak-bapak yang mengajak ngobrol waktu itu saya baru kenal juga. Bapak tersebut menasihati kalau perempuan itu punya batas usia untuk menikah yang idealnya mentok di angka 25 tahun. Sewaktu ngobrol sih saya masih yang biasa aja dan masih bisa haha hihi buat menanggapinya. Tapi, sepanjang perjalanan pulang saya jadi kepikiran, berarti kalau gitu seolah-olah perempuan itu punya batas kedaluwarsa dong? Meski begitu, ada juga sisi positif yang saya tangkap, yaitu pengingat bagi saya pribadi dan saya meyakini ini bukanlah sebuah kebetulan.

Dengan rasa penasaran, saya lalu berselancar di gugel untuk mencari artikel yang relate dengan keresahan saya. Beberapa artikel saya baca dan ternyata memang inilah salah satu siklus atau fase yang mungkin hampir dialami oleh semua perempuan. Tapi, saya bersyukur kalau teman-teman yang membaca tulisan ini nggak pernah mengalami hal serupa. 

Ada beberapa kutipan menarik yang berhasil saya temukan dan akan saya tulis di sini, salah satunya kutipan yang ditulis oleh Andina Dwifatma dalam novelnya yang berjudul "Lebih Senyap dari Bisikan." Kutipan tersebut bertuliskan, ”Di akhirat nanti, kalau aku ketemu Tuhan, akan kutanyakan kenapa Dia bikin tubuh perempuan seperti makanan kaleng. Kubayangkan di bawah pusar atau pantatku ada tulisan: “Best Before: Mei 2026.” Selain itu, Sandy To, sosiolog dan penulis buku "China's Leftover Women" juga menuliskan bahwa pada usia tertentu, ketika seorang wanita lajang dan tidak memiliki keluarga, dia dipandang sebagai sebuah anomali." 

Sumber: Pinterest

Pada tulisan kali ini, saya cuma ingin berbagi keresahan aja dan memberikan beberapa komentar yang sebetulnya nggak penting-penting amat buat semua orang tau—ya, paling nggak saya bisa jadi lebih lega. Teruntuk siapapun yang bertanya atau menasihati saya tentang hal-hal ini, saya tahu betul mungkin niatnya memang karena peduli dan saya sangat berterima kasih. Tapi, ada beberapa hal yang mungkin perlu dipertimbangkan demi kemaslahatan bersama. Kalau menurut artikel Hipwee yang ditulis Pradnya Wardhani, "Ungkapan ‘keburu expired’ itu memang sungguh ambigu. Dibilang bercanda, enggak juga, dibilang serius tapi kok “gitu banget” istilahnya. Bagaimanapun juga, diburu-buru menikah dengan alasan expired itu nggak enak, seolah-olah perempuan adalah susu formula atau barang apa saja yang bisa kedaluwarsa". Rasanya kok engap—berasa lagi kejar-kejaran sama usia aja gitu. Saya akan tuliskan beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dan relate banget pas saya baca berdasarkan artikel Hipwee berjudul "Diburu-buru Nikah Dengan Alasan “Expired” Itu Nggak Enak. Kami Bukan Susu Formula!" sebagai berikut.
Menikah adalah keinginan sebagian besar orang. Kami (baca: perempuan) juga, meski tidak sekarang.

Kami tahu masa subur perempuan ada batasnya. Tapi bukan berarti kami bisa expired lalu dibuang begitu saja karena nggak lagi berguna.

Mengatakan kami harus segera menikah sebelum kedaluwarsa tidak membuat kami lebih semangat. Bete sih iya. Frustrasi bisa juga.

Kami juga mau naik ke pelaminan, lalu membina keluarga dan anak yang lucu-lucu. Tapi memang waktunya yang belum ketemu.

Banyak pertimbangan yang menghampiri. Bagus jika seseorang bisa cepat siap untuk membina rumah tangga. Tapi toh kesiapan masing-masing orang nggak sama.

Plis, daripada bilang kamu harus segera nikah sebelum kedaluwarsa, mending doakan kami saja.
Kalau belum sekarang bukan berarti nggak ada keinginan untuk selamanya, melainkan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Semua ada waktu dan jalannya masing-masing, kan? Jadi, mohon doakan aja yaa....

Komentar

Postingan Populer