Bolehkah Saya Masuk, Tuan?

Apalah arti diri saya. Bila saya hanya datang sebagai pengunjung di hati engkau. Yang singgahnya hanya sebentar bukan sebagai yang istimewa. Saya hanya pengunjung biasa. Yang hadirnya tiada diharapkan. Datang atau tidak pun sama saja. Seperti itu. 

Kemudian, saya sempat bertemu. Dengan gadis berkerudung merah jambu. Cantik betul dia saat itu. Detik itu pula saya lantas tahu bila namanya ada dalam daftar pengunjung paling setia. Dia pulalah pengunjung istimewa itu. Kehadirannya selalu engkau harap meski hanya untuk sekadar menumpahkan rindu yang mulai penuh. 

Dan berbelas tahun lamanya saya mencoba agar dapat menjadi pengunjung setia itu, saya tiada pernah bisa. Karena diri saya tiada diperbolehkan masuk. Pintu itu selalu terkunci. Pun tiada sesiapa yang menjawab ketika saya mengetuk dan berucap kalimat yang sama.
"Bolehkah saya masuk, Tuan?"

Komentar

Postingan Populer