#Prompt3: Perjalanan Menyembuhkan yang Tiada Ujungnya

prompt 3. apakah ada momen dalam hidupmu yang membuatmu merasa perjalanan menyembuhkan dirimu dengan sadar dimulai? momen apa? apa kegiatan healing favoritmu?

Perjalanan menyembuhkan adalah suatu perjalanan yang saya rasa tiada ujungnya. Kenapa? Karena setiap harinya kita pasti dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang menuntut untuk diselesaikan–yaa paling nggak dihadapi lah yaa. Padahal, kadang-kadang diri ini pengennya nge-skip waktu biar cepet-cepet terlewat. Tapi, kalau semakin lama semakin dibiarkan malah menumpuk. Hal-hal inilah yang menjadi pemicu kuat untuk seseorang stress, takut, cemas, dsb. Saya merasa siklus ini akan terus berulang sampai kita nggak ada di dunia ini.

Momen yang membuat diri ini sadar sedang dalam perjalanan menyembuhkan dimulai? Kayaknya setelah merasakan lagi yang namanya jatuh cinta. Beberapa bulan setelahnya, saya senang karena merasa bisa lebih mengenal diri sendiri. Tapi, saya juga jadi sadar kalau banyak banget ya ternyata yang bolong dan perlu ditambal sesegera mungkin di diri saya. Saya jadi sadar juga kalau ternyata diri yang banyak bolongnya ini belum siap buat menerima orang lain di hidup saya–I have to fix myself first asap. Rasanya kayak double kill–masih sayang tapi dipaksa harus melepaskan. Saya percaya akan lebih baik daripada lebih menyakitkan kalau diteruskan. Sama-sama menyakitkan sih, tapi lebih cepat lebih baik kan?

Banyak banget kejadian di tahun 2023 yang selalu bikin saya bilang "ya Allah ya Allah" dan nangis-nangis melow karena sedahsyat itu ujiannya. Mulai dari patah hati, masalah diri sendiri, masalah keluarga, masalah kantor, dsb yang datangnya berbondong-bondong dan supersemrawut dalam waktu yang bersamaan. Pelarian saya saat itu selain nangis ya maraton film atau drama Korea kalau nggak ya nulis.

Tapi, asli deh nulis jadi sesusah itu buat dilakukan pas lagi semrawut-semrawutnya hidup. Akhirnya saya ya cuma maraton drama Korea atau film. Parahnya lagi pas nonton cerita lovelife malah jadi sedih terus bawaannya. Karena merasa semelow itu, akhirnya saya memutuskan buat cari tontonan bergenre thriller sampai ada momen di mana saya merasa kebal dan mati rasa sama adegan tusuk-tusukkan–benar-benar merasa ada yang salah dalam diri saya. Hidup semrawut, hati semrawut, pikiran kok juga semrawut.

Singkat cerita pas saya lagi mendengarkan salah satu ceramah, saya tersadarkan dan merasa diingatkan oleh kalimat "Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita entah baik atau buruk sekalipun datangnya pasti atas izin Allah". Kemudian, saya mulai menyadari bahwa Allah sebaik-baik tempat kembali.

Nyambung dengan cerita di atas, saya menyadari bahwa healing terbaik bagi saya dan juga jadi healing favorit sampai saat ini adalah dengan berdoa. Rasanya pas lagi doa tuh kayak lagi di pukpuk sama Allah gitu. Saya bisa meluapkan apa aja yang saya rasakan tanpa rasa takut bakal di judge. Saya juga merasakan hal-hal yang nggak bakal saya temukan kalau curhat sama manusia.

Meskipun, nggak dipungkiri juga selama perjalanan ini ada momen di mana iman lagi turun dan susah percaya doa karena merasa kok nggak terkabul juga sih. Tapi, Alhamdulillah kayak ada aja pengingat yang menyadarkan lagi bahwa saya ini bukanlah apa-apa atau siapa-siapa kalau nggak ada Allah yang Maha Kuasa.

Semoga Allah selalu jadi yang pertama.

Komentar

Postingan Populer